1. Manajemen Harddisk
2. Instalasi Sistem Operasi
3. Instalasi Sistem Hardware
4. Instalasi Program Aplikasi
5. Tips dan Trik
Hal yang diperlu dipersiapkan pada dikala melaksanakan proses instalasi ini ialah :
1. CD atau Disket Start Up/Bootable
2. CD Windows Millenium dan XP Profesional
3. CD Driver Mainboard
4. CD Program Aplikasi
.1 Setting bios
4.1.1 Cara Masuk ke Dalam BIOS
Untuk sanggup masuk ke dalam BIOS ada beberapa cara. Cara yang sering dipakai pada komputer ialah :
1.HidupkanKomputer
2.TekanTombolDeletepadaKeyboard
3. Jika benar maka akan muncul sajian BIOS menyerupai gambar disamping
Cara lain untuk masuk ke dalam setting BIOS sanggup dengan cara menekan tombol :
- F1
- F2
- Ctrl-Esc, dll.
Untuk mengetahui cara masuk ke dalam setting BIOS kita sanggup melihat buku manual yang disertakan pada dikala kita membeli Mainboard, atau kita sanggup lihat tampilan dikala komputer menyala pertama kali.
BIOS yang terdapat pada komputer tidak selalu sama, hal ini disebabkan lantaran berbeda brand antar BIOS, namum intinya tujuannya sama, hanya berbeda sedikit bahasa dan lokasi penempatan setting. Contoh brand BIOS :
1.AMIBIOS
2.AWARDBIOS
3. PHONIEX BIOS, Dll
Pada tampilan BIOS penggalan bawah ada beberapa tombol kunci yang sanggup kita gunakan dikala mengatur setting BIOS, yaitu
F1 Untuk memanggil sajian Help / pertolongan
F5 Untuk menampilkan setting lama
F6 Untuk memanggil setting standar/normal
F7 Untuk memanggil setting yang lebih baik dan ketat
F10 Untuk keluar setup dan menyimpannya
Esc Untuk keluar setting dan setup tanpa menyimpan
Page Up/Down Untuk menentukan setting dan mengaktifkannya
+ dan - Untuk menentukan setting dan mengaktifkannya
Shift +F2 Untuk merubah setting warna tampilan
4.1.2 Fungsi Menu BIOS
Standard CMOS Features
Menu dasar konfigurasi waktu, tanggal, floppy drive, dll
Advanced BIOS Features
Mengatur setting system contohnya menentukan booting pertama, menentukan sistem keamananan, mempercepat proses booting, dll
Advanced Chipset Features
Mengatur system konfigurasi memory, VGA, dll
Integrated Peripherial
Mengatur setting hardware yang sudah terpasang pada mainboard/On board
Power Management Setup
Mengatur system power untuk monitor, hard disk, dll
PnP / PCI Configurations
Mengatur peralatan dengan jalur PCI dan perangkat yang dikenalkan secara default oleh komputer
PC Helath Status
Untuk mengetahui kondisi suhu prosesor, putaran kipas, dll
Frequency / Voltage Control
Mengatur frequency control Prosesor
Load High Performance Defaults
Setting optimal yang terbaik dan ketat dengan mengabaikan stabilitas komputer
Load Optimized Defaults
Mengatur setting optimal standar dan tidak terlalu ketat
Set Supervisor Password
Memberi password dengan Akses full tanpa batas
Set User Password
Memberi password dengan saluran terbatas
Save & Exit Setup
Keluar dan menyimpan konfigurasi setting
Exit Without Saving
Keluar tanpa menyimpan konfigurasi setting
4.2 Partisi harddisk dengan FDISK 4.2.1 Partisi harddisk
Apa itu Partisi Harddisk?
Partisi diambil dari kata Partition sanggup kita artikan sebagai pembagi atau pembatas. Sedangkan partisi harddisk sanggup kita artikan pembagian kapasitas harddisk.
Apa Kegunaan Partisi Harddisk?
Seperti rumah yang mempunyai bagian-bagian atau ruang-ruang, menyerupai ada ruang tamu, ada ruang kamar, ada ruang dapur dan ada ruang WC. Tentu saja semua ruang yang ada dirumah kita ini mempunyai fungsinya masing-masing. Dan akan sangat riskan sekali jikalau sebuah rumah tidak ada sekat atau pembagi ruangan tersebut, dimana kita tidur, makan dan mandi tanpa batas atau sekat ruangan.
Demikian juga dengan harddisk, akan lebih baik jikalau harddisk kita dibagi sesuai dengan porsi dan kegunaannya. Misal ruang C (partisi C) akan kita gunakan untuk menginstall sistem operasi menyerupai Windows, ruang D (partisi D) akan kita siapkan untuk agenda installer/master dan ruang E (partisi E) akan kita gunakan untuk penyimpanan data kita.
Nah apa manfaat atau kegunaan partisi harddisk ini ?
1. Tidak bercampur aduknya antara sistem operasi dan data, sehingga jikalau terjadi kerusakan pada sistem operasi dan memerlukan format pada partisi sistem operasi tersebut tidak akan mempengaruhi data kita lantaran data terletak pada partisi lain.
2. Praktis untuk mengatur dan memantau dimana data akan disimpan dan dimana agenda akan di install.
3. Multi partisi ini sangat diperlukan jikalau kita ingin menginstall dual boot system (Sistem Operasi Windows dan Linux). Karena tidak sanggup berjalan kedua sistem operasi ini jikalau kita install dalam satu partisi.
Dengan kapasitas harddisk dikala ini antara 20 hingga 180 GB, pembagian kapasitas harddisk merupakan hal yang mutlak dilakukan. Jika mempunyai harddisk dengan kapasitas-kapasitas besar, sangat dianjurkan membagi kapasitas harddisk menjadi minimal 2 partisi atau idealnya menjadi 3 partisi sesuai kebutuhan.
Jika kita memakai FDISK untuk melaksanakan partisi maka akan terlihat susunan partisi sebagai berikut :
1. Partisi Ke-1 (Partisi C / Primary Partitition)
digunakan untuk installasi sistem operasi beserta program-program pendukung lainnya.
2. Partisi Ke-2 (Partisi D / Extended Partitition - Logical Partitition 1)
digunakan untuk menyimpan program-program installasi/master.
3. Partisi Ke-3 (Partisi E / Extended Partitition - Logical Partitition 2)
digunakan untuk menyimpan data dan file-file lagu (mp3).
Extended Partition ialah partisi penghubung antara Primary Partition dengan Logical Partition.
Untuk kapasitasnya sanggup kita atur sesuai dengan kebutuhan.
Lihat teladan dibawah ini :
Misalkan kita mempunyai harddisk dengan kapasitas 40 GB (gigabyte) maka akan kita partisi dengan kapasitas sebagai berikut :
1. Partisi ke-1 = 10 GB (akan menjadi direktori C)
2. Partisi ke-2 = 10 GB (akan menjadi direktori D)
3. Partisi ke-3 = 20 GB (akan menjadi direktori E)
Hal-hal yang Dipersiapkan sebelum Melakukan Partisi Harddisk !
1. Satu unit komputer lengkap dengan harddisk yang akan dipartisi dan cd-romnya.
2. Start Up Disk atau Disc Bootable yang berisikan agenda FDISK.
3. Harddisk & CD-ROM harus terkoneksi dengan baik, ini sanggup dilihat di BIOS pada sajian STANDARD CMOS FEATURES.
Software Apa Saja yang sanggup Digunakan untuk Melakukan Partisi Harddisk ?
1. FDISK
Dilakukan di mode DOS / Modus Text
2. Partition Magic
Dilakukan di mode Windows
Sebagai teladan :
Harddisk 40 GB akan dipartisi menjadi 3 partisi dengan kapasitas masing-masing :
1. Partisi C = 10 GB
2. Partisi D = 10 GB
3. Partisi E = 20 GB
Langkah-langkah melaksanakan partisi dengan FDISK.
1. Siapkan Start Up Disk atau Disc Bootable.
- Masuk ke BIOS dengan menekan tombol DEL berkali-kali hingga masuk ke sajian warna biru BIOS.
Pada pilihan ADVANCED CMOS FEATURES > BOOT SEQUENCE > 1ST BOOT DEVICE ganti menjadi FLOPPY jikalau memakai Start Up Disk atau CDROM jikalau memakai Disc Bootable.
Kemudian tekan tombol F10 > ENTER.
- Saat tampil Microsoft Windows Start Up Menu, pilih Start Computer without CD-ROM.
2. Ketik FDISK di prompt A:\> kemudian ENTER.
3. Pada pertanyaan "Do you wish to enable large disk support (Y/N)?"
Pilih Y jikalau mempunyai kapasitas harddisk > 2 Giga Byte.
Pilih N jikalau mempunyai kapasitas harddisk < 2 Giga Byte.
tekan Y kemudian ENTER.
4. Pada Menu Utama FDISK akan ada 4 pilihan :
1. Create DOS Partition or Logical DOS Drive. >> untuk menciptakan partisi baru
2. Set Active Partition. >> untuk mengaktifkan salah satu partisi
3. Delete Partition or Logical DOS Drive. >> untuk menghapus partisi
4. Display Partition Information. >> untuk menampilkan partisi yang ada
ketik 1 kemudian ENTER.
5. Akan tampil kembali Menu Create Partition dengan 3 pilihan :
1. Create Primary DOS Partition. >> untuk menciptakan partisi/drive C
2. Create Extended DOS Partition. >> sebagai jembatan antara partisi C dan yang lain.
3. Create Logical DOS Drive(s) in The Extended DOS Partition. >> untuk menciptakan partisi lain selain C.
ketik 1 kemudian ENTER. Tunggu verifying drive integrity 100% complete.
6. Pada pertanyaan "Do you wish to use the maximum available size for a primary DOS partition and make the partition active (Y/N) ?"
Pilih Y jikalau hanya menciptakan satu partisi saja, partisi/drive C.
Pilih N jikalau akan menciptakan lebih dari satu partisi/drive. Misal : C,D,E dan F.
Ketik N kemudian ENTER. Tunggu verifying drive integrity 100% complete.
7. Akan tampil sajian CREATE PRIMARY DOS PARTITION.
Pada Enter size in Mbytes or percent of disk space (%) to create a Primary DOS Partition ......
Masukkan nilai kapasitas untuk Partisi C, jikalau C = 10 Gigabytes, ketik 10000 kemudian ENTER.
Tekan ESC 1x.
8. Tampil kembali Menu Utama (No.4)
ketik 1 kemudian ENTER.
9. Tampil kembali Menu Create (No.5) ketik 2 kemudian ENTER. Tunggu verifying drive integrity 100% complete.
Akan tampil sajian CREATE EXTENDED DOS PARTITION.
Pada Enter size in Mbytes or percent of disk space (%) to create an Extended DOS Partition ......
Masukkan nilai kapasitas untuk Partisi D + Partisi E (atau total nilai partisi selain partisi C),
Jika D = 10 Gigabytes dan E = 20 Gigabytes, maka ketik 30000 kemudian ENTER.
Tekan ESC 1x. Tunggu verifying drive integrity 100% complete.
10. Akan tampil sajian CREATE LOGICAL DOS DRIVE(S) IN THE EXTENDED DOS PARTITION.
Pada Enter logical drive size in Mbytes or percent of disk space (%).
Masukkan nilai kapasitas untuk Partisi D saja, jikalau D = 10 Gigabytes, maka ketik 10000 kemudian ENTER.
Tunggu verifying drive integrity 100% complete.
11. Akan tampil kembali sajian CREATE LOGICAL DOS DRIVE(S) IN THE EXTENDED DOS PARTITION.
Pada Enter logical drive size in Mbytes or percent of disk space (%).
Masukkan nilai kapasitas untuk Partisi E saja, jikalau E = 20 Gigabytes, maka ketik 20000 kemudian ENTER.
Tekan ESC 1x.
12. Aktifkan Partisi C dengan menentukan 2 pada MENU UTAMA FDISK (No.4).
Pada Enter the number of partition you want to make active..... ketik 1 kemudian ENTER (karena C : 1).
Tekan ESC 3x.
13. Restartlah komputer pada dikala dimonitor telah kembali terlihat prompt A:\>